riwayat teuku chik mohammad thayeb

Teuku Chik Mohammad Thayeb
Teuku Chik Mohammad Thayeb adalah anak dari Teuku Chik Abubakar Sidik, seorang uleebalang dari Peureulak. Ia juga merupakan abang ipar dari Teuku Chik Johan Alamsyah. Teuku Chik Mohammad Thayeb kemudian menggantikan ayahnya sebagai uleebalang Peureulak tahun 1915, dan mulai terjun di panggung politik nasional Indonesia [1].
Teuku Chik Mohammad Thayeb merupakan pahlawan zaman revolusi. Sebagai seorang pemimpin yang kritis pada masa penjajahan Belanda, kemudian pemerintah Belanda berusaha melunakkan Teuku Chik dengan mengangkatnya sebagai anggota Volksraad (Dewan Rakyat) yang berkedudukan di Jakarta [2].
Ia menjadi anggota Volksraad Hindia-Belanda yang terkemuka, dan terus berusaha dalam mewujudkan impian Indonesia Mederka. Akan tetapi Belanda tidak begitu menyukai impiannya dan mempersingkat masa jabatannya di Volksraad dari 4 tahun menjadi 2 tahun. Dalam sidang-sidang Dewan Rakyat, Teuku Chik Mohammad Thayeb tetap saja mengintrupsi sidang-sidang jika masalah yang dibahas tidak sesuai yang diinginkan rakyat. Kemudian atas dasar hak istimewa Gubernur Jendral Hindia-Belanda, Teuku Chik Mohammad Thayeb diputuskan untuk menjalani hukum pengasingan ke Boven Digul.
Saat pengasingan akan dilaksanakan, Gubernur Belanda di Jawa Barat yang bersimpati terhadap impian Indonesia Merdeka membela dan keputusan hukum terhadap Teuku Chik Mohammad Thayeb diubah. Namun konsikuensi yang harus diterimanya adalah ia harus mengundurkan diri dari jabatannya baik selaku uleebalang Peureulak maupun anggota Volksraad Hindia-Belanda.
Uleebalang ini akhirnya tidak diperkenankan kembali lagi ke negerinya, Peureulak, Aceh. Gubernur Jendral Hindia-Belanda menetapkan tempat kediamannya yang baru, Batavia (Jakarta). Sampai akhir hayatnya Teuku Chik Mohammad Thayeb tak pernah lagi melihat tanah kelahirannya. Dan pada tahun 1954 patriot Republik Indonesia ini wafat, serta dimakamkan di pekuburan muslim Blok P, Kebayoran Baru.
Selama di Peureulak, Teuku Chik Mohammad Thayeb ini dikenal sebagai pemimpin yang sangkat demokratis dan peduli terhadap kesejahterann rakyatnya. Beliau semasa kepemimpinannya telah mencetak puluhan hektar sawah dan kemudian mebagi-bagikan kepada rakyat untuk dimiliki [

Comments (0)

Posting Komentar